Rabu, 24 Oktober 2012

Antara Pendidikan dan Kemiskinan: yang mana yang Berkuasa?

          Hari ini saya sengaja tidak masuk ngajar di sekolah karena suntuk akibat begadang sepanjang malam untuk mengerjakan RPP (Rencana Pelaksanaan Pengajaran). Akibat libur itu saya jadi kebagian tugas untuk mngantar adik saya kuliah di Farmasi Kayutangi. Tugas mengantarnya selesai, saya pun pulang ke rumah dengan pikiran ingin melanjutkan tidur. Ketika saya berhenti di lampu merah simpang empat Jl. Pangeran Antasari, ada sekelompok anak-anak kecil  yang memecah menjadi 4-5 kelompok dan berdiri di ruas jalur "kekuasaan" masing-masing. Mereka mulai mnegeluarkan barang yang mereka bawa dari rumah. Ada kemoceng, kecrekan dari tutup botol, atau sekedar bungkus bekas permen untuk menampung uang yang akan mereka kumpulkan seharian.



          Saya miris sekaligus heran. Dilihat dari penampilannya seharusnya mereka saat ini duduk di bangku sekolah kelas 1 sampai 6 SD. Dengan hati penasaran, saya tanya salah seorang anak yang membersihkan 'beto' ?(motor kesayangan saya) dengan kemoceng yang bulu-bulunya sudah rompeng. Sebenarnya dibilang membersihkan juga nanggung, soalnya cuma diusap-usap begitu saja, tetap saja tidak bersih [--"]

Percakapan antara kami pun dimulai:
"Kenapa kada sekolah? (kenapa tidak sekolah)
"Kada beduit." (tidak punya uang)
"Mama abah masih ada lah?" (Orang tuamu masih hidup?)
"Tuh mama ulun lagi beduduk disitu meitihi." (Itu ibu saya sedang duduk dan memperhatikan saya)
"Jadi mama ikam jua ai yang menyuruh ikam kaya ini?" (jadi ibumu sendiri yang menyuruhmu kerja begini?"
"Inggih. Kaka ulun iya jua." (Iya. kakak saya juga)
     
          Percakapan itu pun saya akhiri dengan menyerahkan selembar uang 2ribuan dan dengan senang dia pun menerimanya. Saya bisa melihat si ibu dengan jelas. Saya tambah heran, kenapa anak yang harus bekerja di tengah jalan raya begini? Kalau tertabrak atau terserempet motor-mobil bagaimana? Saya benar-benar jengkel melihat ibu itu sekaligus kasihan pada anak itu.
          Sampai dirumah, rencana saya batalkan. Saya batal tidur! Saya malah terus berpikir. Saya kuliah di jurusan pendidikan dan akan menjadi seorang pendidik. Apa yang bisa saya lakukan untuk anak-anak seperti itu? Mungkin saya sendiri tidak akan mampu, tapi bukankah pemerintah sudah berusaha semampunya agar semua orang bisa merasakan pendidikan dengan beasiswa, BOS (bantuan Operasional sekolah) dan upaya-upaya lainnya agar tidak ada lagi anak Indonesia yang tidak bisa mengenyam bangku pendidikan? Ini bentuk kegagalan atau ketidak efektifitasan? Maaf sebelumnya, saya menulis ini dengan tidak berada dalam posisi membela atau menentang pemerintah karena saya paham menggalakkan program pendidikan itu sulit.
          Saya jadi ingat cita-cita saya yang masih saya simpan sampai sekarang. Saya ingin membangun rumah asuh untuk anak-anak miskin dan anak-anak jalanan. Tapi entah kapan hal itu bisa terlaksana. Seketika saya menjadi bimbang. Siapkah saya ketika suatu hari saya harus memakai baju dinas pendidikan dan bekerja sebagai seorang pendidik. Bisakah saya mendidik dengan baik jika masih ada anak yang tidak bisa sekolah? Bisakah saya menyebar luaskan ilmu pada siswa jika masih ada anak yang tidak mengerti ketika berkomunikasi dengan siswa saya? Sanggupkah saya mencerdaskan ratusan anak jika masih ada anak yang tertinggal? sanggupkah saya melihat siswa saya sukses tapi dia tiak bisa membantu orang lain seperti yang selalu saya coba ajarkan padanya?
          Semua orang yang lebih beruntung secara finansial jika ditanya apa prioritas hidupnya pasti akan menjawab 'pendidikan'. Tapi jika pertanyaan ini diajukan kepada orang-orang dengan golongan ekonomi menengah kebawah bahkan sampai mendasar, maka mereka akan menjawab 'uang'. Itulah kenyataan yang tidak bisa dibantah bahkan dengan doktrin atau teori ini itu yang ada dibuku-buku motivasi karena orang golongan bawah mungkin tidak pernah membaca kisah-kisah motivasi pendidikan, melainkan bursa lowongan kerja demi menambah pendapatan keluarga. Sekarang, apa sebenarnya yang lebih berkuasa di Indonesia ini?

1 komentar:

post ur comment here ^^