Whoaaaa.. lama banget yaa gak mampir lagi kesini.. sibuk banget kayaknya (padahal gak juga sih.. hikss)
Anyway... insyaallah bakal kembali nge-Blog biar bisa eksis lagi sesegera mungkin! yuhuuuuu ~~~
Ninunina's Blog
Mari berbagi ilmu !
Senin, 18 April 2016
Kamis, 20 Juni 2013
Sastra Bandingan: Sinopsis Epos Gilgamesh dan Shahnameh
Assalamualaikum :)
Kali ini saya memposting lagi suatu tambahan wawasan pengetahuan mengenai dua buah epos yang pastinya jarang kita dengar selama ini, yaitu Gilgamesh dan Shahnameh. Kedua epos ini adalah cerita terpisah dan tidak punya hubungan sama sekali, tapi seperti hubungan erat karena adanya beberapa kemiripan, baik tema maupun cerita di dalamnya dan terkenal dimasing-masing negara asal maupun zamannya. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi teman-teman yang sedang mencari referensi khususnya untuk tugas Sastra Bandingan mengenai kedua epos ini ^^
Kali ini saya memposting lagi suatu tambahan wawasan pengetahuan mengenai dua buah epos yang pastinya jarang kita dengar selama ini, yaitu Gilgamesh dan Shahnameh. Kedua epos ini adalah cerita terpisah dan tidak punya hubungan sama sekali, tapi seperti hubungan erat karena adanya beberapa kemiripan, baik tema maupun cerita di dalamnya dan terkenal dimasing-masing negara asal maupun zamannya. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi teman-teman yang sedang mencari referensi khususnya untuk tugas Sastra Bandingan mengenai kedua epos ini ^^
1) Sinopsis
Gilgamesh:
Epos Gilgamesh adalah sebuah puisi epos dari Babilonia
dan merupakan salah satu di antara karya sastra paling awal yang dikenal.
Sebagai rangkaian legenda dan puisi Sumeria
tentang raja dan pahlawan mistis Gilgamesh, yang dianggap sebagai penguasa pada millennium
ketiga SM, dikumpulkan hingga menjadi sebuah puisi Akkadia
yang panjang di kemudian hari, dengan versi terlengkap yang masih ada sekarang
dan dilestarikan dalam lempengan-lempengan tanah liat dalam koleksi
perpustakaan raja Asyurbanipal dari Asyur pada abad ke-7 SM.
Salah sebuah cerita yang termasuk dalam
epos ini berkaitan dengan air bah. Inti kisahnya berkisar pada hubungan
antara Gilgamesh, seorang raja yang terpecah perhatiannya dan patah semangat
oleh pemerintahannya, dan seorang sahabat, Enkidu, yang agak liar dan
yang berusaha melakukan suatu upaya yang berbahaya bersama Gilgamesh. Banyak
dari epos ini terpusat pada perasaan kehilangan Gilgamesh setelah kematian
Enkidu, dan yang seringkali disebut oleh para sejarahwan sebagai salah satu
karya sastra pertama yang sangat menekankan keabadian.
Epos ini dibaca luas dalam bentuk terjemahannya, dan pahlawannya, Gilgamesh,
telah menjadi lambang budaya
populer.
Diceritakan bahwa Ut-Napishtim adalah
persamaan tokoh bangsa Babilonia terhadap pahlawan dalam peristiwa banjir dalam
kisah bangsa Sumeria yaitu Ziusudra. Tokoh penting yang lain adalah Gilgamesh.
Menurut legenda, Gilgamesh memutuskan untuk mencari dan menemukan para
leluhurnya untuk mengupayakan rahasia kehidupan yang abadi. Ia melakukan sebuah
perjalanan yang menentang bahaya dan penuh dengan kesulitan. Ia diperintahkan
supaya melakukan sebuah perjalan dimana ia harus melewati "Gunung Mashu dan
air kematian" dan sebuah perjalanan yang hanya dapat diselesaikan oleh
seorang anak tuhan bernama Shamash. Namun Gilgamesh tetap dengan gagah berani
melawan semua bahaya selama perjalanan dan akhirnya berhasil mencapai
Ut-Napishtim.
Naskah ini dipotong atau selesai pada
titik di mana terjadi pertemuan antara Gilgamesh dan Ut-Napishtim, dan ketika
akhirnya menjadi jelas, Ut-Napishtim bekata kepada Gilgamesh bahwa, "para
tuhan hanya menyimpan rahasia kematian dan kehidupam untuk diri mereka sendiri"
(yang mereka tidak akan memberikannya kepada manusia). Atas jawaban ini
Gilgamesh bertanya kepada Ut-Napishtim bagaimana ia dapat memperoleh keabadian;
dan Ut-Napishtim menceritakan kepadanya kisah tentang banjir sebagai jawaban
atas pertanyaannya. Banjir tersebut juga diceritakan dalam kisah "dua
belas meja (twelve tables)" yang
terkenal dalam epik tentang Gilgamesh.
Ut-Napishtim memulainya dengan
mengatakan bahwa kisah yang akan diceritakan kepada Gilgameshh adalah merupakan
"sesuatu yang rahasia, sebuah rahasia dari tuhan". Ia berkata bahwa
ia dari kota Shuruppak, kota tertua diantara kota-kota di daratan Akkad.
Berdasarkan ceritanya, tuhan "Ea" telah menyerukan kepadanya melalui
tembok gubuknya dan mengumumkan bahwa tuhan-tuhan telah memutuskan untuk
menghancurkan semua benih kehidupan dengan perantaraan sebuah banjir; namun
alasan tentang keputusan mereka tidaklah diterangkan dalam cerita banjir bangsa
Babylonia sebagaimana telah diterangkan dalam kisah banjir bangsa Sumeria.
Ut-Napishtim berkata bahwa Ea telah menyuruhnya untuk membuat sebuah perahu
dimana ia harus membawa serta dan membawa "benih-benih dari semua makhluk
hidup". Ea memberitahukan kepadanya tentang ukuran dan bentuk dari kapal
tersebut, berdasarkan hal ini, lebar, panjang dan ketinggian dari kapal sama
satu sama dengan yang lain. Badai besar menjungkirbalikan semuanya dalam waktu
enam hari dan enam malam. Pada hari yang ke tujuh, badai mulai reda.
Ut-Napishtim melihat bahwa diluar kapal, "telah berubah menjadi Lumpur
yang lengket”, dan sang kapal pun berhenti di gunung Nisir.
Menurut catatan bangsa Sumeria dan
Babylonia, Xisuthros atau Khasisatra diselamatkan dari banjir oleh sebuah kapal
dengan panjang 925 meter, bersama dengan keluarga dan teman-temannya dan
bersama burung-burung dan berbagai jenis binatang. Hal ini dikatakan bahwa
"air terbentang menuju ke surga, lautan menutupi pantai dan sungai meluap
dari dasar sungai". Dan kapal pun akhirnya berhenti di gunung Corydaean.
Menurut catatan bangsa Babilonia-Syria,
Ubar Tutu atau Khasisatra diselamatkan bersama dengan keluarga dan pembantunya,
umatnya dan binatang-binatang dalam sebuah kapal dengan lebar 600 cubits
(ukuran panjang), tinggi dan lebarnya 60 cubit. Banjir tersebut berlangsung
selama 6 hari dan 6 malam. Ketika kapal tersebut menapai gunung Nizar, merpati
yang dilepaskan kembali ke kapal sedangkan burung gagak yang sama-sama
dilepaskan tidak kembali.
Berdasarkan beberapa catatan bangsa
Sumeria, Asyiria dan Babylonia, Ut-Napishtim bersama dengan keluarganya selamat
dari banjir yang terjadi selama 6 hari dan 6 malam. Hal ini dikatakan "
Pada hari ke tujuh Ut-napishtim melihat keluar. Ternyata sangatlah sepi. Orang
telah berubah menjadi Lumpur". Ketika kapal berhenti di gunung Nizar,
Ut-napishtim menerbangkan seekor burung merpati, seekor gagak dan seekor burung
pipit. Burung gagak tinggal untuk memakan bangkai, sedangkan dua burung yang
lain tidak kembali.
2) Sinopsis
Shahnameh:
Shahnameh, atau Shahnama (ejaan lain Shahnama,
Shahname, Shahname, Shah-Nama), yang bermaksud "Kisah
Raja-Raja", adalah sebuah syair Parsi
karangan Firdausi
yang bertarikh sekitar 1000
M dan ia adalah epik kebangsaan untuk negara-negara Parsi.
Syair Shahnameh ini mengisahkan cerita-cerita mistik dan sejarah lama Iran
sebelum kedatangan Islam. Kitab ini juga adalah salah satu
warisan UNESCO.
Selain
memang seputar silsilah raja Persia, Ferdowsi meletakkan sentralisasi cerita
terpusat pada peperangan antara Iran vs Turan (negeri di Asia Tengah) dan
suksesi kekuasaan Shah.
Ferdowsi (Firdausi) atau bernama lengkap
Hakim Abol Ghasem Ferdowsi Toosi (935-1020/1026 M) selama 35 tahun telah
berhasil mengumpulkan sebanyak 60.000 syair pendek yang kemudian dituangkan
dalam buku berjudul Shahnameh atau Shahnamah ”The Epic of Shahnameh Ferdowsi”
(The Epic of Kings: Hero Tales of Ancient Persia). Shahnameh ini dipersembahkan
Ferdowsi untuk kejayaan Sultan Mahmud dari Ghazna.
Cerita dimulai dari Kaiumer I sebagai
Shah di Kerajaan Persia. Ia diibaratkan sebagai sang penguasa dunia, yang
membangun tempat tinggal di gunung, memakai pakaian dari kulit harimau seperti
begitu pula rakyatnya. Anak manusia yang dilindungi oleh Ormurzd (sebutan
Tuhan) dan segala kelimpahannya, mengundang sirik dari setan (Ahriman) yang
senantiasa memberi cobaan melalui putranya yang berjuluk Deev. Masa gelap pun
hadir melalui Raja Zohak dari jazirah Arab yang dibantu oleh Deev. Penguasa
berjuluk Raja Ular (karena memberi korban manusia setiap hari untuk dimakan
ular raksasa) bisa dikalahkan oleh Feridoun yang mengasingkannya ke Gunung
Demawend. Intrik di kerajaan Persia dengan raja tertinggi berjuluk Shah, mulai
tersemai ketika Feridoun memiliki 3 putra yaitu Silim si sulung, Tur si anak
tengah, dan Irij si bungsu.
Suatu hari Feridoun ingin menguji ketiga
anaknya dengan menyuruh mereka bertarung melawan naga. Silim yang dalam
pertarungan melawan naga, terbukti adalah si orang yang mencari aman dengan
membalikkan badan pergi meninggalkan sang naga. Ia membiarkan adik-adiknya
bertarung melawan naga. Tur yang berarti ”pemberani”, memang membuktikan nyali
melawan naga. Akan tetapi, Irij tampil sebagai pria bijaksana sekaligus
pemberani. Feridoun kemudian membagi wilayah kekuasaannya menjadi tiga bagian
secara adil kepada putranya. Silim memperoleh Rhoum (Kaver) daerah tempat
terbenamnya matahari; Turan atau Turkestan diberikan kepada Tur (sebagai
penguasa Turki dan Cina); lalu Feridoun memberikan Iran kepada Irij.
Meski ketiganya menjadi raja makmur di
negara masing-masing, bisikan setan berhasil menguasai Silim dan Tur. Keduanya
bahu-membahu menyerang Iran dan membunuh adik bungsunya. Dari pertikaian bak
kisah putra Adam-Hawa, dimana Kabil membunuh adik kandungnya sendiri, Habil,
maka dinasti Iran pun tak lepas dari balas dendam, perebutan kekuasaan, dan
kematian. Ada pula kisah cinta, cemburu, tipu daya, termasuk ilmu sihir. Para
Shah percaya akan ramalan ahli nujum. Melihat nasib dan masa depan dari
keturunan yang baru lahir. Kisah sejarah permulaan Iran kuno tak bisa lepas
dengan tidak mengisahkan kepahlawanan ksatria besar Persia, Rostam atau Rustem.
Pehliva (ksatria) turunan Zal putra Saum sang pahlawan dengan Rudabeh, setia
membela Shah meskipun pada beberapa kasus peperangan terjadi akibat kebodohan
dan ketamakan rajanya. Pada cerita penutup menjelaskan bagaimana Rustem
mangkat.
Selain karena kepentingan sastranya, Shahnameh juga
dianggap sebagai titik permulaan pemulihan Bahasa Parsi
yang ketika itu hampir pupus kerana pengaruh Bahasa Arab.
Karya agung ini juga mencerminkan sejarah Iran,
nilai-nilai kebudayaan Parsi, agama-agama purbanya seperti Majusi
dan juga melahirkan semangat nasionalisme di kalangan bangsa Iran atau Parsi.
Kebanyakan kisah-kisah dalan Shahnameh sudah ada sebelum zaman Firdausi di
dalam bentuk prosa. Selain mengisahkan epik-epik lama Parsi,
Shahnameh juga menceritakan tentang kehidupan Firdausi seperti kepercayaan dan
etika yang beliau anut.
Minggu, 26 Mei 2013
SASTRA BANDINGAN: MEMBANDINGKAN NOVEL LAILA MAJNUN, ROMEO & JULIET, SAN PEK ENG TAY, NISAN BERLUMUR DARAH
LAILA
MAJNUN, ROMEO & JULIET, SAN PEK ENG TAY, NISAN BERLUMUR DARAH
Laila
Majnun menceritakan pengorbanan dan cinta sejati antara tokoh Laila dan Qais
Majnun). Qais dan Laila saling mencintai sejak remaja, tapi harus terpisah
karena adanya desas-desus buruk dari orang lain. Qais sangat mencintai Laila
sehingga dia rela kehilangan segalanya dan dijuluki masyarakat sebagai Majnun
(gila). Cerita ini berakhir dengan kematian Laila dan Majnun karena sakit.
Romeo
& Juliet menceritakan kisah cinta Romeo yang berasal dari keluarga Mountage
dengan Juliet yang berasal dari keluarga Capullet. Kedua keluarga mereka saling
bermusuhan sejak dulu hingga sekarang sehingga Romeo dan Juliet harus
merahasiakan hubungan mereka. Cerita ini berakhir dengan kematian Romeo akibat
bunuh diri karena mengira Juliet kekasihnya sudah mati padahal Juliet hanya
meminum obat tidur yang diberikan gurunya demi menunda pernikahannya dengan
Valiant Paris. Melihat romeo yang mati, akhirnya Juliet pun bunuh diri.
San
Pek Eng Tay bercerita mengenai kisah cinta antara seorang perempuan bernama
Ciok Eng Tay dan seorang laki-laki bernama Nio San Pek. Eng Tay yang awalnya
sudah dijodohkan ayahnya dengan lelaki lain pun rela meninggalkan laki-laki itu
demi bisa bersama dengan kekasihnya San Pek yang sudah meninggal.
Nisan
Berlumur Darah adalah cerita cinta sejenis Laila Majnun, Romeo & Juliet,
maupun san Pek Eng Tay yang berasal dari Martapura, terkenal dan berkembang
khususnya di Kalimantan Selatan. Nisan Berlumur Darah menceritakan seorang
pemuda bernama Mashor yang mencintai seorang gadis bernama Fatimah. Mashor
adalah pemuda miskin yang bekerja sebagai pembantu di rumah Fatimah yang kaya
raya. Mashor dan Fatimah saling mencintai, tetapi adat yang menjaga ketat
hubungan antara laki-laki an perempuan yang akhirnya membuat mereka menjalin
hubungan diam-diam. Mengetahui hubungan Fatimah dan Mashor, keluarga Fatimah
sangat marah dan mengirimkan Mashor ke suatu tempat terpecil yang jauh di
seberang sungai untuk bekerja menjaga dan merawat kebun agar mereka tidak dapat
bertemu lagi, sedangkan Fatimah dinikahkan orang tuanya dengan pemuda kaya raya
bernama Mahsun. Suatu hari terjadi kebakaran di rumah Fatimah, Mashor segera ke
rumah Fatimah untuk menyelamatkannya. Mashor pun meninggal dan dikuburkan
dengan sederhana agar Fatimah tidak tahu. Akhirnya Fatimah tahu kalau Mashor
sudah meninggal. Dia pun mencari sendiri
kuburan Mashor dan Fatimah pun meninggal karena tertusuk nisan Mashor.
1. Tema
Keempat karya sastra ini sama-sama
mengangkat kisah cinta sejati sebagai tema. Pada Laila majnun dan Romeo &
Juliet, yang membedakannya adalah budaya masyarakat pada saat itu dalam hal
pandangan terhadap cinta. Dalam Laila Majnun yang berorientasi pada pandangan
masyarakat Arab atau Persia yang menganut agama Islam, cinta kepada lawan jenis
yang diutarakan secara terbuka akan menimbulkan desas desus yang tidak baik
sehingga Laila dan Qais harus dipisahkan agar tidak ada fitnah dalam
masyarakat. Sedangkan pada sastra Romeo & Juliet, percintaan bergaya barat
lebih mendominasi dengan bunuh diri sebagai hal yang dilakukan saat
masing-masing tokoh kehilangan cintanya. Sedangkan dalam cerita San Pek Eng Tay
ada tema lain yang melatar belakangi kisah ini yaitu kesetaraan derajat
perempuan dan laki-laki dalam pendidikan. Sedangkan pada Nisan Berlumur Darah
juga memiliki tema lain yaitu perbedaan status sosial antara keluarga laki-laki
dan keluarga perempuan yang pada saat itu masih dianggap sebagai hal yang tabu
dan tidak layak jika tidak sama atau setara.
2. Setting
/ Latar
Latat tempat yang digunakan pada Laila
Majnun adalah latar kota Arab dengan segala kebudayaan sufi Islam. Romeo &
Juliet menonjolkan latar kehidupan dan kebudayaan Eropa. San Pek Eng Tay
menggunakan latar kehidupan Tionghoa. Nisan Berlumur Darah berlatar di desa
Pekauman dan Teluk Selong, Martapura.
3. Alur
Alur yang digunakan sastra Laila Majnun,
Romeo & Juliet, dan San Pek Eng Tay merupakan alur maju, yaitu alur yang
menceritakan keseluruhan cerita secara runtut sampai pada bagian akhir. Pada
Laila Majnun, cerita dimulai dari kisah Kepala Suku Bani Umar Al Jazirah Arab
dan istrinya yang berdoa kepada Allah karena tidak mempunyai anak, lalu mereka
dianugerahkan anak oleh allah yang bernama Qais. Ketika sudah besar Qais
bertemu Laila dan mereka saling jatuh cinta. Kemudian Laila dilarang bertemu
Qais sehingga Qais hidup seperti orang gila dan lebih dikenal sebagai Majnun,
lalu cerita berakhir dengan kematian Laila dan Qais (Majnun).
Sedangkan pada Romeo & Juliet,
diceritakan Juliet berasal dari keluarga Capullet dan Romeo dari keluarga
Mountage. Keluarga Capullet dan keluarga Mountage adalah musuh sejak jaman
nenek moyang. Saat itu Juliet sudah ditunangkan dengan Valiant Paris dan saat
itu Romeo baru saja kehilangan kekasihnya yang menikah dengan orang lain.
Secara tidak sengaja Juliet dan Romeo bertemu dan saling jatuh cinta. Mereka
menjalin hubungan cinta secara diam-diam sampai suatu hari salah seorang
keluarga Mountage terbunuh oleh keluarga Capullet. Romeo yang ikut terlibat pun
dihukum harus meninggalkan kota Verona dan menjauhi Juliet. Pada akhir cerita,
Juliet yang akan dinikahkan dengan Valiant Paris meminum obat tidur dan mati
suri, mendengar kabar kekasihnya mati, Romeo pun menemui Juliet dan bunuh diri
disampingnya. Melihat Romeo mati karena mengira dirinya sudah mati, akhirnya
Juliet pun bunuh diri.
Pada San Pek Eng Tay pada awalnya diceritakan
tokoh Ciok Eng Tay yang harus menyamar sebagai seorang laik-laki demi bisa
menuntut ilmu di sekolah Hang-ciu. Pada masa dahulu, anak perempuan dianggap
tidak perlu bersekolah tinggi-tinggi karena tidak akan ada gunanya. Eng Tay
yang sangat ingin sekolah akhirnya menyusup dan menyamar sebagai laki-laki di
seolah itu. Eng Tay pun bertemu dengan Nio San Pek yang merupakan teman
sekamarnya. Lama kelamaan Eng Tay jatuh cinta pada
San Pek, teman sekolah dan bahkan teman sekamarnya di asrama. San Pek yang pada
mulanya menyayangi Eng Tay sebagai adik angkatnya yang dikenalnya sebagai
seorang lelaki, membalas cinta Eng Tay ketika mengetahui bahwa Eng Tay
sebenarnyalah seorang perempuan. Tetapi perjalanan cinta mereka tak dapat
berlanjut hingga perkawinan karena orang tua Eng Tay telah menjodohkan anaknya
itu dengan Ma Bun Cay, putra seorang pembesar yang kaya-raya, dan memaksakan perkawinan
itu. San Pek pun patah-hati, jatuh sakit, lalu mati. Namun Eng Tay menolak
perkawinan tersebut dan tetap setia pada San Pek. Maka dalam perjalanan menuju rumah
Ma Bun Cay, Eng Tay menziarahi kuburan San Pek. Di tengah-tengah ratap tangis
dan pernyataan kesetiaan Eng Tay di hadapan kuburan San Pek, terjadilah
keajaiban, kuburan itu merekah, dan Eng Tay terjun ke dalamnya menyusul sang
kekasih.
Nisan Berlumur Darah menceritakan
seorang pemuda bernama Mashor yang mencintai seorang gadis bernama Fatimah.
Mashor adalah pemuda miskin yang bekerja sebagai pembantu di rumah Fatimah yang
kaya raya. Mashor dan Fatimah saling mencintai, tetapi adat yang menjaga ketat
hubungan antara laki-laki an perempuan yang akhirnya membuat mereka menjalin
hubungan diam-diam. Mengetahui hubungan Fatimah dan Mashor, keluarga Fatimah
sangat marah dan mengirimkan Mashor ke suatu tempat terpecil yang jauh di
seberang sungai untuk bekerja menjaga dan merawat kebun agar mereka tidak dapat
bertemu lagi, sedangkan Fatimah dinikahkan orang tuanya dengan pemuda kaya raya
bernama Mahsun. Suatu hari terjadi kebakaran di rumah Fatimah, Mashor segera ke
rumah Fatimah untuk menyelamatkannya. Mashor pun meninggal dan dikuburkan
dengan sederhana agar Fatimah tidak tahu. Akhirnya Fatimah tahu kalau Mashor
sudah meninggal. Dia pun mencari sendiri
kuburan Mashor dan Fatimah pun meninggal karena tertusuk nisan Mashor.
4. Tokoh
dan Penokohan
Tokoh
dalam cerita Laila Majnun:
1) Qais
yang digambarkan sebagai pemuda tampan, pintar, dan baik dalam segala hal. Dia
sangat mencintai Laila sampai rela kehilangan segalanya dan dijuluki
orang-orang sebagai Majnun (gila).
2) Laila
adalah putri dari seorang kepala suku di Jazirah Arab. Laila digambarkan
sebagai perempuan yang cantik, berhati lembut, dan setia pada Qais. Sampai dia
mati pun cintanya pada Qais (Majnun) tidak pernah berubah.
Tokoh
dalam cerita Romeo & Juliet:
1) Romeo
adalah putra dari keluarga Mountage. Romeo digambarkan sebagai laki-laki yang
tampan dan sangat mencintai Juliet sampai dia rela mati demi Juliet.
2) Juliet
adalah putri dari keluarga Capullet. Meskipun sudah ditunangkan dengan Valiant
Paris, Juliet tetap setia pada Romeo dan ikut bunuh diri ketika Romeo bunuh
diri.
Tokoh
dalam cerita San Pek Eng Tay:
1) San
Pek yang digambarkan sebagai pemuda Tionghoa yang pandai, tekun, rajin, dan
penyayang. Dia awalnya menyayangi Eng Tay yang sudah dianggapnya sebagai adik,
tapi ketika dia tahu kalau Eng Tay adalah perempuan dia pun mencintai Eng Tay
bahkan ketika sudah mati.
2) Eng
Tay adalah seorang perempuan Tionghoa yang cantik dan cerdas. Demi melanjutkan
keinginan besarnya, yaitu sekolah, dia rela merantau dan belajar ke Hang-ciu dengan
menyamar sebagai anak laki-laki. Eng Tay sangat mencintai San Pek dan rela mati
bersama San Pek.
Tokoh
dalam cerita Nisan Berlumur Darah
1) Mashor
adalah seorang pemuda yang digambarkan sebagai sosok yang berasal dari keluarga
miskin, tetapi memiliki budi pekerti dan akhlak yang tinggi. Mashor sangat
mencintai Fatimah, sampai ketika terjadi kebakaran dirumah Fatimah, Mashor rela
mengorbankan nyawanya sendiri demi menyelamatkan Fatimah.
2) Fatimah
Fatimah
merupakan seorang gadis cantik yang berasal dari keluarga yang sangat kaya.
Fatimah adalah anak yang baik, karena meskipun sebenarnya dia mencintai Mashor,
tetapi Fatimah tetap patuh dan menurut pada keputusan orangtuanya yang
menikahkan dia dengan Mahsun. Ketika mengetahui kalau Mashor sudah mati ketika
menyelamatkan nyawanya, Fatimah mencari sendiri kuburan Mashor dan mati di atas
nisan Mashor dengan bahagia karena akhirnya dia dapat bertemu lagi dengan
lelaki yang dicintainya.
Langganan:
Postingan (Atom)