Hari ini saya sengaja tidak masuk ngajar di sekolah karena suntuk akibat begadang sepanjang malam untuk mengerjakan RPP (Rencana Pelaksanaan Pengajaran). Akibat libur itu saya jadi kebagian tugas untuk mngantar adik saya kuliah di Farmasi Kayutangi. Tugas mengantarnya selesai, saya pun pulang ke rumah dengan pikiran ingin melanjutkan tidur. Ketika saya berhenti di lampu merah simpang empat Jl. Pangeran Antasari, ada sekelompok anak-anak kecil yang memecah menjadi 4-5 kelompok dan berdiri di ruas jalur "kekuasaan" masing-masing. Mereka mulai mnegeluarkan barang yang mereka bawa dari rumah. Ada kemoceng, kecrekan dari tutup botol, atau sekedar bungkus bekas permen untuk menampung uang yang akan mereka kumpulkan seharian.
Saya miris sekaligus heran. Dilihat dari penampilannya seharusnya mereka saat ini duduk di bangku sekolah kelas 1 sampai 6 SD. Dengan hati penasaran, saya tanya salah seorang anak yang membersihkan 'beto' ?(motor kesayangan saya) dengan kemoceng yang bulu-bulunya sudah rompeng. Sebenarnya dibilang membersihkan juga nanggung, soalnya cuma diusap-usap begitu saja, tetap saja tidak bersih [--"]
Percakapan antara kami pun dimulai:
"Kenapa kada sekolah? (kenapa tidak sekolah)
"Kada beduit." (tidak punya uang)
"Mama abah masih ada lah?" (Orang tuamu masih hidup?)
"Tuh mama ulun lagi beduduk disitu meitihi." (Itu ibu saya sedang duduk dan memperhatikan saya)
"Jadi mama ikam jua ai yang menyuruh ikam kaya ini?" (jadi ibumu sendiri yang menyuruhmu kerja begini?"
"Inggih. Kaka ulun iya jua." (Iya. kakak saya juga)
Percakapan itu pun saya akhiri dengan menyerahkan selembar uang 2ribuan dan dengan senang dia pun menerimanya. Saya bisa melihat si ibu dengan jelas. Saya tambah heran, kenapa anak yang harus bekerja di tengah jalan raya begini? Kalau tertabrak atau terserempet motor-mobil bagaimana? Saya benar-benar jengkel melihat ibu itu sekaligus kasihan pada anak itu.
Sampai dirumah, rencana saya batalkan. Saya batal tidur! Saya malah terus berpikir. Saya kuliah di jurusan pendidikan dan akan menjadi seorang pendidik. Apa yang bisa saya lakukan untuk anak-anak seperti itu? Mungkin saya sendiri tidak akan mampu, tapi bukankah pemerintah sudah berusaha semampunya agar semua orang bisa merasakan pendidikan dengan beasiswa, BOS (bantuan Operasional sekolah) dan upaya-upaya lainnya agar tidak ada lagi anak Indonesia yang tidak bisa mengenyam bangku pendidikan? Ini bentuk kegagalan atau ketidak efektifitasan? Maaf sebelumnya, saya menulis ini dengan tidak berada dalam posisi membela atau menentang pemerintah karena saya paham menggalakkan program pendidikan itu sulit.
Saya jadi ingat cita-cita saya yang masih saya simpan sampai sekarang. Saya ingin membangun rumah asuh untuk anak-anak miskin dan anak-anak jalanan. Tapi entah kapan hal itu bisa terlaksana. Seketika saya menjadi bimbang. Siapkah saya ketika suatu hari saya harus memakai baju dinas pendidikan dan bekerja sebagai seorang pendidik. Bisakah saya mendidik dengan baik jika masih ada anak yang tidak bisa sekolah? Bisakah saya menyebar luaskan ilmu pada siswa jika masih ada anak yang tidak mengerti ketika berkomunikasi dengan siswa saya? Sanggupkah saya mencerdaskan ratusan anak jika masih ada anak yang tertinggal? sanggupkah saya melihat siswa saya sukses tapi dia tiak bisa membantu orang lain seperti yang selalu saya coba ajarkan padanya?
Semua orang yang lebih beruntung secara finansial jika ditanya apa prioritas hidupnya pasti akan menjawab 'pendidikan'. Tapi jika pertanyaan ini diajukan kepada orang-orang dengan golongan ekonomi menengah kebawah bahkan sampai mendasar, maka mereka akan menjawab 'uang'. Itulah kenyataan yang tidak bisa dibantah bahkan dengan doktrin atau teori ini itu yang ada dibuku-buku motivasi karena orang golongan bawah mungkin tidak pernah membaca kisah-kisah motivasi pendidikan, melainkan bursa lowongan kerja demi menambah pendapatan keluarga. Sekarang, apa sebenarnya yang lebih berkuasa di Indonesia ini?
Rabu, 24 Oktober 2012
Celine Dion - Because You Loved Me ^^
For all those times you stood by me
For all the truth that you made me see
For all the joy you brought to my life
For all the wrong that you made right
For every dream you made come true
For all the love I found in you
I’ll be forever thankful baby
You’re the one who held me up
Never let me fall
You’re the one who saw me through through it all
You were my strength when I was weak
You were my voice when I couldn’t speak
You were my eyes when I couldn’t see
You saw the best there was in me
Lifted me up when I couldn’t reach
You gave me faith ’coz you believed
I’m everything I am
Because you loved me
You gave me wings and made me fly
You touched my hand I could touch the sky
I lost my faith, you gave it back to me
You said no star was out of reach
You stood by me and I stood tall
I had your love I had it all
I’m grateful for each day you gave me
Maybe I don’t know that much
But I know this much is true
I was blessed because I was loved by you
You were my strength when I was weak
You were my voice when I couldn’t speak
You were my eyes when I couldn’t see
You saw the best there was in me
Lifted me up when I couldn’t reach
You gave me faith ’coz you believed
I’m everything I am
Because you loved me
You were always there for me
The tender wind that carried me
A light in the dark shining your love into my life
You’ve been my inspiration
Through the lies you were the truth
My world is a better place because of you
You were my strength when I was weak
You were my voice when I couldn’t speak
You were my eyes when I couldn’t see
You saw the best there was in me
Lifted me up when I couldn’t reach
You gave me faith ’coz you believed
I’m everything I am
Because you loved me
I’m everything I am
Because you loved me...
Senin, 22 Oktober 2012
[MV] HyunA - Ice Cream
Waahh... Setelah menghebohkan para fans dengan teaser-teaser yang terkesan glamourous, wild, & sexy dari album terbarunya 'Melting', akhirnya HyunA 4minute merilis video musik ‘Ice Cream’ dengan cameo yang menampilkan Psy (Gangnam Style). Mungkin mau bales-balesan kali ya soalnya HyunA kan juga jadi cameo di MV Gangnam Style --" Cek videonya yukk...
Yuhuuuu.. Onni gangnam styleee.. *husshh bukan !!!
Yuhuuuu.. Onni gangnam styleee.. *husshh bukan !!!
[MV] Spica - Russian Roulette
Saya lagi seneng banget sama lagu yang satu ini jadi saya share biar semuanya juga pada senang ^^ *eh???
Enjoooooyy (っ ̄³ ̄)っ ~♡
Enjoooooyy (っ ̄³ ̄)っ ~♡
Jumat, 19 Oktober 2012
[MV] Miss A: I Don't Need a Man
Taraaaaamm... Miss A akhirnya kembali lagi dengan membawa album terbaru mereka yaitu 'Independent Woman III' setelah lama vakum dari dunia hiburan korea untuk fokus pada promosi album di China dan kegiatan individu masing-masing personel. Kali ini Fei, Min, Zia, dan Suzy mempersembahkan lagu dan MV mereka yang baru dirilis yang berjudul 'I Dont Need a Man' (waduuhh -__-")
Lagu ini menceritakan mengenai para wanita yang bisa hidup mandiri tanpa pria. Para personel Miss A sepertinya ingin menonjolkan kesan dewasa di album baru mereka ini. Gimana yaaa? Check this out ! ^^
Lagu ini menceritakan mengenai para wanita yang bisa hidup mandiri tanpa pria. Para personel Miss A sepertinya ingin menonjolkan kesan dewasa di album baru mereka ini. Gimana yaaa? Check this out ! ^^
[MV] T-Ara: 'Sexy Love' Dance Version
Kali ini salah satu girlband icon Hallyu Wave korea, T-Ara kembali lagi memanjakan para Queens (fandom T-Ara) dengan dirilisnya mini album terbaru mereka yang bertajuk Mirage. Pada Album ini judul 'Sexy Love' paling dijagokan sebagai single utama. Performace Eunjung, Jiyeon, Boram, Qri, Soyeon, Hyomin, dan Ahreum pada MV 'Sexy Love' pun tidak perlu diragukan lagi. Single 'Sexy Love' mengusung genre enerjik, manis, dan menonjolkan pesona seksi dari para personel T-Ara. Penasaran bagaimana MV nya? Tonton aja langsung ^^
7 Tempat Paling Misterius di Dunia
banyak tempat-tempat di dunia yang dipercaya sebagai tempat yang masuk ke dalam golongan "tempat misterius", tapi 7 tempat berikut diyakini sebagai 7 tempat paling misterus yang ada di dunia. Penasaran? Tempat apa saja itu? Yuk read this ^^
1. Pulau Paskah
Pulau ini berada di antara Tahiti dan Chili, dan meraih popularitas internasional karena patung kolosal yang luar biasa berbentuk wajah manusia. Tiap patung tingginya adalah 14 kaki (sekitar 4 meter), berat sekitar 14 dan terbuat dari batu vulkanis, dan merupakan hasil karya dari masyarakat Rapa Nui. Sampai sekarang belum diketahui bagaimanakah patung ini dibuat dengan teknologi primitif yang dimiliki masyarakat tersebut. Ada berbagai teori mengenai asal patung dan artinya, termasuk salah satunya adalah teori fantastis yang mengatakan bahwa patung ini dibuat oleh UFO. Tapi, sampai sekarang kebenaran dari semua teori yang ada belum terungkap. Akankah anda menjadi salah satu yang bisa mengungkapnya?
2. Mesir
Salah satu tempat paling misterius dan ajaib di planet. Berada di Afrika Utara, negara ini memiliki lebih dari 80 piramida yang tersebar di sepanjang sungai Nil. Masing2 tingginya mendekati 100 meter, dan terbuat dari batu raksasa dengan berat masing-masing mencapai 100 ton. Sampai sekarang legenda mengenai piramida masih mengundang berbagai gosip baru, mitos dan kepercayaan baru juga bermunculan. Dari semua piramida, yang tertinggi adalah Piramida Cheops. Semua piramida dibangun hanya dengan menumpuk satu batu diatas batu lainnya. Tidak ditemukan lem, paku, atau perekat apapun digunakan dalam pembuatan piramid. Semua batu entah bagaimana saling pas, sehingga sangat susah ditemukan adanya retakan atau celah. Permasalahan mengenai teknik pembangunan yang digunakan juga belum terjawab sampai saat ini. Jadi jika anda memang mencari misteri, Piramida-piramida Mesir akan tetap memberikan misteri bagi anda.
3. Segitiga Bermuda
Di Atlantik Barat laut, terletak Segitiga Bermuda. Dalam segitiga ini terdapat 7 pulau besar dan 150 pulau kecil yang sebenarnya adalah gugusan karang. Segitiga ini juga disebut sebagai segitiga setan – semua alat teknologi tinggi dan semua alat navigasi tidak bekerja dengan benar di tempat tersebut. Seringkali bahkan komunikasi dengan dunia diluar segitiga ini menjadi masalah. Tidak ada yang tahu mengapa dan bagaimana mencegah hal ini. Jadi, jika anda memang berani, siapa tahu anda menjadi yang pertama memecahkan misteri ini.
4. Antartika
Antartika adalah tempat yang sangat tidak ramah untuk dihuni. Begitu banyak perubahan dan fenomena yang sampai sekarang menjadi rahasia besar buat sebagian besar dari kita. Antartika juga memiliki banyak misteri, dari 14 juta kilometer benua tertutup salju dan es dengan ketebalan antara 2000 sampai 4800 meter, ada juga pulau yang kering total, dan disebut “Lembah kering tanpa salju”. Jadilah saksi hidup untuk fenomena ini!
5. Xinjian
Di kota ini, ada daerah terbengkalai yang disebut “Moguicheng” atau kota iblis. Beberapa kastil di Moguicheng menimbulkan suara aneh yang tidak jelas darimana asalanya. Jika anda mendekati kota iblis ini di hari panas dengan angin sepoi-sepoi, anda akan mendengarkan ritme manis, seperti 10 juta bel kecil atau 10 juta gitar bermain bersama dengan indahya. Tapi jika angin kencang mendekat, maka suara yang timbul akan bagaikan raungan singa, tangis bayi atau lolongan serigala.
6. Stonehenge
Stonehenge adalah susunan batu misterius di daerah pinggiran Inggris. Tidak ada yang tahu tujuan dibangunnya apa, apakah istana, atau tempat pemujaan, atau kuil atau mungkin tanda adanya UFO? Coba anda kunjungi, siapa tahu anda bisa memecahkan misterinya!
7. Henan
Di Henan, Cina, anda akan menemukan daerah anomali geotermal yang disebut “bingbing bei” atau punggung es. Semua wilayah Cina memiliki perubahan musim yang normal, para penduduk di daerah barat Propinsi Liaoning, Cina, memiliki suhu hangat yang tetap. Tapi pada saat musim panas datang, maka mulailah fenomena ajaib ini. Ketika suhu udara mencapai suhu 30 derajat Celsius dan matahari bersinar dengan cerahnya, perubahan besar-besaran terjadi, dan temperatur di satu meter dibawah tanah mencapai -12 derajat Celsius, sehingga tanah membeku dan semua air berubah menjadi es.
Sumber: http://7pengetahuanunik.blogspot.com
Kamis, 18 Oktober 2012
Akhirnya Bisa Nge'Blog Lagiiiii ! *sebuah curcol gaje dr penulis*
Setelah sekian lama ga nge-blog, akhirnya aku putuskan utk menghidupkan kembali blog cantikku yg beberapa bulan ini seperti "near death experience" alias mati suri. Walaupun sempat kepikiran utk selingkuh sama w*rdpr*ss, tp ternyata blog ku memang paling nyaman. ibarat sebuah rumah yg ku diami ketika kecil, jika dibandingkan dengan rumah baru beli, pasti bakal lebih terasa nyaman rumah lama juga.
Yappp !!! Semoga kali ini tidak mengecewakan dan bisa lebih terurus dari sebelumnya. Banyak membawa manfaat, kegembiraan, kegalauan (?), atau mungkin contekan tugas buat yg lain *lohh???
apapun itu, senang bisa kembali nge'blog !
Salam blogger ^^
Yappp !!! Semoga kali ini tidak mengecewakan dan bisa lebih terurus dari sebelumnya. Banyak membawa manfaat, kegembiraan, kegalauan (?), atau mungkin contekan tugas buat yg lain *lohh???
apapun itu, senang bisa kembali nge'blog !
Salam blogger ^^
Sejarah Kota Banjarmasin
Sejarah Kota Banjarmasin bermula dari sebuah perkampungan dataran
rendah bernama "Banjarmasih" yang ditahbiskan pada tanggal 24 September
1526. Pada tanggal tersebut-lah, 24 September ditetapkan sebagai hari
jadi Kota Banjarmasin.
Banjarmasin di Masa Kesultanan Banjar
Oloh Masih
Banjarmasih adalah nama kampung yang dihuni suku Melayu. Kampung ini terletak di bagian utara muara sungai Kuin, yaitu kawasan Kelurahan Kuin Utara dan Alalak Selatan saat ini. Kampung Banjarmasih terbentuk oleh lima aliran sungai kecil, yaitu sungai Sipandai, sungai Sigaling, sungai Keramat, sungai Jagabaya dan sungai Pangeran yang semuanya bertemu membentuk sebuah danau. Kata banjar
berasal dari bahasa Melayu yang berarti kampung atau juga berarti
berderet-deret sebagai letak perumahan kampung berderet sepanjang tepian
sungai. Banjarmasih berarti kampung orang-orang Melayu, sebutan dari
dari orang Ngaju (suku Barangas) yang menghuni kampung-kampung
sekitarnya.
Penduduk Banjarmasih dikenal sebagai Oloh Masih yang artinya
orang Melayu, sebutan oleh Oloh Ngaju (oloh = orang, ngaju = hulu)
tersebut. Pemimpin masyarakat Oloh Masih disebut Patih Masih yang nama
sebenarnya tidak diketahui. Menurut Hikayat Banjar, ketika menjadi
ibukota kerajaan (1520), Banjarmasin memiliki pelabuhan perdagangan yang
disebut Bandar yang letaknya di tepi sungai Martapura di sebelah hulu dari muara sungai Kelayan.
Keraton Banjarmasih 1526-1612
Pada abad ke-16 muncul Kerajaan Banjarmasih dengan raja pertama Raden
Samudera, seorang pelarian yang terancam keselamatannya oleh pamannya
Pangeran Tumenggung yang menjadi raja Kerajaan Negara Daha sebuah kerajaan Hindu di pedalamam (Hulu Sungai). Kebencian Pangeran Tumenggung terjadi ketika Maharaja Sukarama masih hidup berwasiat agar cucunya Raden Samudera yang kelak menggantikannya sebagai raja. Raden Samudera sendiri adalah putra dari Puteri Galuh Intan Sari, anak perempuan Maharaja Sukarama. Atas bantuan Arya Taranggana, mangkubumi negara Daha, Raden Samudera melarikan diri ke arah hilir sungai Barito yang kala itu terdapat beberapa kampung diantaranya kampung Banjarmasih.
Patih Masih dan para patih (kepala kampung) sepakat menjemput Raden Samudera yang bersembunyi di kampung Belandean dan setelah berhasil merebut Bandar Muara Bahan di daerah Bakumpai, yaitu bandar
perdagangan negara Daha dan memindahkan pusat perdagangan ke
Banjarmasih beserta para penduduk dan pedagang, kemudian menobatkan
Raden Samudera menjadi raja dengan gelar Pangeran Samudera. Hal ini
menyebabkan peperangan dan terjadi penarikan garis demarkasi dan blokade
ekonomi dari pantai terhadap pedalaman. Pangeran Samudera mencari
bantuan militer ke berbagai wilayah pesisir Kalimantan, yaitu Kintap, Satui, Swarangan, Asam Asam, Laut Pulo, Pamukan, Pasir, Kutai, Berau, Karasikan, Biaju, Sebangau, Mendawai, Sampit, Pembuang, Kota Waringin, Sukadana, Lawai dan Sambas. Hal ini untuk menghadapi Kerajaan Negara Daha yang secara militer lebih kuat dan penduduknya kala itu lebih padat. Bantuan yang lebih penting adalah bantuan militer dari Kesultanan Demak yang hanya diberikan kalau raja dan penduduk memeluk Islam. Kesultanan Demak dan dewan Walisanga kala itu sedang mempersiapkan aliansi strategis untuk menghadapi kekuatan kolonial Portugis yang memasuki kepulauan Nusantara dan sudah menguasai Kesultanan Malaka.
Sultan Trenggono mengirim seribu pasukan dan seorang penghulu Islam, yaitu Khatib Dayan yang akan mengislamkan raja Banjarmasih dan rakyatnya. Pasukan Pangeran Samudera berhasil menembus pertahanan musuh. Mangkubumi
Arya Taranggana menyarankan rajanya daripada rakyat kedua belah pihak
banyak yang menjadi korban, lebih baik kemenangan dipercepat dengan
perang tanding antara kedua raja. Tetapi pada akhirnya Pangeran Tumenggung akhirnya bersedia menyerahkan kekuasaan kepada Pangeran Samudera.
Dengan kemenangan Pangeran Samudera dan diangkutnya rakyat negara Daha (orang Hulu Sungai) dan penduduk Bandar Muara Bahan (orang Bakumpai) maka muncullah kota baru, yaitu Banjarmasih yang sebelumnya hanya sebuah desa yang berpenduduk sedikit. Pada 24 September 1526 bertepatan tanggal 6 Zulhijjah 932 H, Pangeran Samudera memeluk Islam dan bergelar Sultan Suriansyah (1526-1550). Rumah Patih Masih dijadikan keraton, juga dibangun paseban, pagungan, sitilohor (sitihinggil), benteng, pasar dan masjid (Masjid Sultan Suriansyah). Muara sungai Kuin ditutupi cerucuk (trucuk) dari pohon ilayung untuk melindungi keraton dari serangan musuh. Di dekat muara sungai Kuin terdapat rumah syahbandar, yaitu Goja Babouw Ratna Diraja seorang Gujarat.
Banjarmasih Sesudah Tahun 1612
Kerajaan Banjarmasih berkembang pesat, Sultan Suriansyah digantikan anaknya Sultan Rahmatullah 1550-1570, selanjutnya Sultan Hidayatullah 1570-1620 dan Sultan Musta'inbillah 1520-1620. Untuk memperkuat pertahanan terhadap musuh, Sultan Mustainbillah mengundang Sorang,
yaitu panglima perang suku Dayak Ngaju beserta sepuluh orang lainnya
untuk tinggal di keraton. Seorang masuk Islam dan menikah dengan adik
sultan, kemunkinan dia masih kerabat dari isteri Sultan, yaitu Nyai Siti Diang Lawai yang berasal dari kalangan suku Dayak. Tahun 1596, Belanda merampas 2 jung lada dari Banjarmasin yang berdagang di Kesultanan Banten. Hal ini dibalas ketika ekspedisi Belanda yang dipimpin Koopman Gillis Michaelszoon tiba di Banjarmasin tanggal 7 Juli 1607.
Pada tahun 1612, armada Belanda tiba di Banjarmasih untuk membalas atas ekspedisi tahun 1607. Armada ini menyerang Banjarmasih dari arah pulau Kembang dan menembaki Kuin ibukota Kesultanan Banjar sehingga Banjar Lama atau kampung Keraton dan sekitarnya hancur, sehingga ibukota kerajaan dipindahkan dari Banjarmasin ke Martapura.
Walaupun ibukota kerajaan telah dipindahkan tetapi aktivitas
perdagangan di pelabuhan Banjarmasih tetap ramai. Menurut berita dinasti
Ming tahun 1618
menyebutkan bahwa terdapat rumah-rumah di atas air yang dikenal sebagai
rumah Lanting (rumah rakit) hampir sama dengan apa yang dikatakan
Valentijn. Di Banjarmasin banyak sekali rumah dan sebagian besar
mempunyai dinding terbuat dari bambu (bahasa Banjar: pelupuh) dan
sebagian dari kayu. Rumah-rumah itu besar sekali, dapat memuat 100
orang, yang terbagi atas kamar-kamar. Rumah besar ini dihuni oleh satu
keluarga dan berdiri di atas tiang yang tinggi. Menurut Willy, kota
Tatas (Banjarmasin) terdiri dari 300 buah rumah. Bentuk rumah hampir
bersamaan dan antara rumah satu dengan lainnya yang dihubungkan dengan
titian. Alat angkutan utama pada masa itu adalah jukung atau perahu.
Selain rumah-rumah panjang di pinggir sungai terdapat lagi
rumah-rumah rakit yang diikat dengan tali rotan pada pohon besar di
sepanjang tepi sungai. Kota Tatas merupakan sebuah wilayah yang
dikelilingi sungai Barito, sungai Kuin dan Sungai Martapura
seolah-olah membentuk sebuah pulau sehingga dinamakan pulau Tatas. Di
utara Pulau Tatas adalah Banjar Lama (Kuin) bekas ibukota pertama
Kesultanan Banjar, wilayah ini tetap menjadi wilayah Kesultanan Banjar
hingga digabung ke dalam Hindia Belanda tahun 1860.
Sedangkan pulau Tatas dengan Benteng Tatas (Fort Tatas) menjadi pusat
pemerintahan Hindia Belanda yang sekarang menjadi pusat kota Banjarmasin
saat ini. Nama Banjarmasih, oleh Belanda lama kelamaan diubah menjadi
Banjarmasin. Kota Banjarmasin modern mencakup pulau Tatas, Kuin dan daerah sekitarnya.
Banjarmasin di Masa Kolonial
Kesultanan Banjar dihapuskan Belanda pada tanggal 11 Juni 1860, merupakan wilayah terakhir di Kalimantan yang masuk ke dalam Hindia Belanda, tetapi perlawanan rakyat di pedalaman Barito baru berakhir dengan gugurnya Sultan Muhammad Seman pada 24 Januari 1905. Kedudukan golongan bangsawan Banjar sesudah tahun 1864, sebagian besar hijrah ke wilayah Barito mengikuti Pangeran Antasari, sebagian lari ke rimba-rimba, antara lain hutan Pulau Kadap Cinta Puri, sebagian kecil dengan anak dan isteri dibuang ke Betawi, Bogor, Cianjur dan Surabaya,
sebagian mati atau dihukum gantung. Sementara sebagian kecil menetap
dan bekerja dengan Belanda mendapat ganti rugi tanah, tetapi jumlah ini
amat sedikit.
Struktur Pemerintahan 1898
Pada tahun 1898 Belanda kemudian mengangkat seorang Residen yang berkedudukan di Banjarmasin, yaitu C.A. Kroesen dengan dibantu oleh:
- Sekretaris: E.J. Gerrits
- Commies (komis): G.J. Mallien
- Commies (komis) ke-2: F.N. Messchaert
- Landmeter en rooi meester: G.J. Beaupain.
Sedangkan dalam Afdeeling Banjarmasin, struktur kepemimpinannya adalah:
- Asisten Residen: E.B. Masthoff
- Kepala polisi: C.W.H. Born
- Ronggo: Kiahi Mas Djaja Samoedra
- Luitenants der Chinezen: The Sin Yoe dan Ang Lim Thay
- Kapitein der Arabieren: Said Hasan bin Idroes Al Habesi
Setiap kampung Belanda dipimpin Wijkmeester, seperti:
- Kampung Litt. A oleh G.J. Mallien
- Kampung Litt. B oleh R.R. Hennemann
- Kampung Litt. C oleh K.F. Pereira
- Kampung Litt. D oleh G. Weidema
- Kampung Litt. E oleh H.G.A. Henevelt
Masyarakat Kolonial yang Pluralistik
Ekspansi modal dan teritorial setelah tahun 1870 diikuti dengan imigrasi intelek Belanda dan pengusaha hingga muncullah "enclave masyarakat bule" sebagai pusat kebudayaan Barat di tengah masyarakat Banjar yang muslim
dan tradisional. Masyarakat kolonial yang pluralistik dengan ciri
adanya pemisahan warna kulit antara penguasa dengan rakyat yang
dikuasai, adanya sub ordinasi politik serta ketergantungan ekonomi dan
ekslusivisme setiap golongan hidup terpisah dan merasa lebih unggul dari
yang lainnya. Dengan bertambah penduduk kulit putih yang berkuasa
politis dan ekonomi atas suatu kota, timbullah hasrat untuk mengatur
urusan sendiri lebih bebas dari ketentuan pemerintah kolonial.
Masyarakat kulit putih diberi keleluasan untuk mengatur kepentingan kelompok mereka melalui sebuah Dewan Gemeente. Masyarakat Eropa ini akhirnya berhasil membentuk pemerintahan Eropa untuk orang Eropa, adanya seorang Burgemeester kota di samping Residen yang sudah ada di dalam Karesidenan Zuider en Ooster Afdeeling van Borneo. Stijl hidup Barat pun ikut terbawa. Bahasa Belanda
menjadi bahasa golongan yang terpelajar dan lapisan atas. Perkembangan
modernisasi kota Banjarmasin dengan pusat-pusat perkantoran, bank,
firma-firma Belanda, gereja, jalanan kampung Belanda, pasar, alun-alun,
sungai dengan jembatan ringkap. Tumbuhnya kebudayaan Barat di dalam
tubuh kebudayaan Banjar yang tradisional dengan kontak yang saling memengaruhi dan memberikan stimulans, akulturasi dan enkulturasi.
Di lingkungan priyayi baru, kelompok kiai dan pegawai pemerintah
bumiputera yang mendapat didikan Belanda merasa status sosialnya lebih
tinggi dari pada masyarakat biasa. Pakaian barat dan bahasa Belanda
menjadi ciri khas orang berpendidikan. Dalam masyarakat tradisional,
tuan guru yaitu para ulama sangat dihormati karena kharisma dan
pengetahuan agamanya. Naik haji
merupakan keinginan yang kuat karena status haji dapat mengubah status
sosial dan pandangan umum, ditambah lagi dengan kombinasi pengetahuan
agama dan kekayaan yang dimiliki dari perdagangan dan pertanian. Lambat
laun difusi budaya modern mendesak yang tradisional, misalnya bentuk dan
jenis pakaian mulai berubah baik pada pria maupun wanita, pemakaian gramofoon dengan lagu klasik dan kroncong, film bisu, sandiwara, tonil dan radio menggeser gamelan Banjar, tari topeng, Wayang Kulit Banjar dan Wayang Gung.
Gemeente Raad 1919
Penghibahan otonomi yang pertama kepada masyarakat kulit putih di Banjarmasin tercantum dalam Lembaran Negara Hindia Belanda tahun 1919 nomor 252, tertanggal 1 Juli 1919. Gemeente Raad Banjarmasin beranggotakan 13 orang, yaitu 7 orang Eropa, 4 bumiputera dan 2 Timur Asing.
Dewan ini diketuai: P.J.F.D. Van De Riveira (Asisten Residen Afdeeling Banjarmasin), dengan anggota:
- Pangeran Ali
- Amir Hasan Bondan
- B.J.F.E. Broers
- A.H. Dewald
- H.M.G. Dikshoorn
- Mr. L.C.A. Van Eldick Theime
- Hairul Ali
- H.H. Gozen
- Lie Yauw Pek
- Mohammad Lelang
- J. Stofkoper
- Tjie San Tjong
- J.C. Vergouwen
- dan Sekretaris: G. Vogel
Walaupun pada kulitnya pembentukan Gemeente Banjarmasin dan Gemeente Raad
menyangkut segi politik semua golongan masyarakat Banjarmasin, dalam
pelaksanaan selanjutnya meliputi segi-segi kepentingan golongan kulit
putih semata, kepentingan pemnerintah dan pengusaha Belanda, pendidikan
anak-anak kulit putih, rekreasi kulit putih, kebersihan kota,
penerangan, air minum dan sebagainya seperti terlihat pada jalanan
kampung Belanda (Resident de Haanweg).
Ibukota Borneo 1938
Selanjutnya tahun 1938, Kalimantan menjadi gouvernorment Borneo
yang terdiri dari Karesidenan Borneo Barat dan Karesidenan Selatan
serta Timur Borneo yang beribukota di Banjarmasin dengan Gubernur A. Haga. Gemeente Banjarmasin ditingkatkan dengan Stads Gemeente Banjarmasin. Sejak adanya Provincial Raad (Banjar Raad) mulai Agustus 1938, wakil Kalimantan dalam Volksraad adalah Pangeran Muhammad Ali, selanjutnya digantikan oleh anaknya, yaitu Ir. Pangeran Muhammad Noor (1935-1938), kemudian digantikan Mr. Tajuddin Noor (1938-1942).
AVC Membumihanguskan Banjarmasin 8 Februari 1942
Masuknya Jepang dari Kalimantan Timur ke wilayah Kalimantan Selatan tanggal 6 Februari 1942 di Bongkang. Tanggal 8 Februari 1942, tiga buah kapal KPM masuk Banjarmasin untuk evakuasi massa Belanda ke pulau Jawa. Pada saat kapal terakhir berangkat, Algemene Vernielings Corps
(AVC), yaitu korps perusak melaksanakan tugas bumi hangus agar fasiltas
yang ada tidak digunakan oleh Jepang, Banjarmasin menjadi lautan api.
Banjarmasin bergetar oleh ledakan dinamit yang keras. Gubernur A. Haga dan pejabat terasnya lari ke Kuala Kapuas, selanjutnya ke Puruk Cahu dalam rencana perang gerilya
untuk kelak merebut Banjarmasin kembali yang sudah tentu tidak mungkin
didukung oleh rakyat jajahan. Apa yang tertinggal dari kebanggaan Kompeni tidak ada lagi. Kerusuhan menjalar, terjadi penjarahan terhadap gudang-gudang firma dan rumah Belanda, pertokoan dan Grand Hotel. Pasar Baru terbakar pada malam harinya.
Jepang Menduduki Banjarmasin 1942-1945
Dengan persetujuan wali kota H. Mulder, orang-orang Indonesia membentuk pemerintahan Pimpinan Pemerintahan Civil (PPC), diketuai Mr. Roesbandi. Tanggal 10 Februari 1942,
wali kota Banjarmasin H. Mulder, Ruitenberg (Kepala Polisi) dan
Muelmans menjalani hukuman tembak oleh bala tentara Jepang di tepi
Jembatan Coen yang telah diputus AVC, mayatnya dibuang ke sungai
Martapura. Disusul 3 orang Belanda dan 3 Tionghoa dipancung juga. Di
Telawang, Luth (konteler Tanjung), inspektur Labrijn, Balk (konteler Pleihari) dan H.J. Honning (pegawai rubberisteriksi)
dipancung dan mayatnya dibiarkan bergelimpangan untuk menakuti rakyat.
Pada tanggal 12 Februari 1942, Jepang mengeluarkan maklumat, Banjarmasin
dan daerahnya dibawah PPC. Para Kiai (kepala distrik) diangkat kembali ke posnya masing-masing.
Tanggal 17 Maret 1942, Jepang membawa Kapten van Epen kembali ke
Puruk Cahu untuk melucuti dan melakukan penyerahan diri pihak militer
dan pemerintahan sipil Belanda. Tanggal 18 Maret 1942, Kiai Pangeran Musa Ardi Kesuma diangkat sebagai Ridzie membawahi daerah Banjarmasin, Hulu Sungai dan Kapuas-Barito serta wakil Ridzie ditunjuk dr. Sosodoro Djatikoesoemo, sedangkan Wakil Ketua "Gemeente Banjarmasin" yang disebut Haminta adalah Mr. Roesbandi. Para tawanan orang Belanda yang dijemput dari Puruk Cahu dimasukan ke barak Benteng Tatas,
wanita dan anak-anak ditahan di bekas rumah opsir menghadap Ringweg
(Jl. Loji). Semua terjadi bawah tontonan rakyat yang menghinanya.
Masyarakat kelas atas yang tadinya memerintah diperlakukan sebagai paria
oleh Jepang. Hidup dalam kamp konsentrasi
dengan penderitaan dan kekurangan makanan. Dalam tawanan Dr. A. Haga
sempat membuat rencana-rencana untuk pemulihan kekuasaan, tetapi
akhirnya ketahuan Jepang. Pada bulan Mei 1942,
semua pihak yang tersangkut sebanyak lebih dari 200 orang ditangkap dan
akhirnya dibunuh Jepang diantaranya dr. Soesilo dan Santiago Pareira. Segala lapangan kehidupan masyarakat pada masa itu diawasi dengan ketat oleh Kempetai. Menjelang akhir kekuasaan Jepang, banyak romusha berupa manusia berkerangka berbalut kulit penuh koreng, para gadis belia asal Jawa maupun Kalimantan Selatan sendiri yang dijadikan jugun ianfu seperti yang dialami Mardiyem (Momoye) dan Soetarbini (Miniko) yang didatangkan dari Yogyakarta ke Banjarmasin ketika berusia 13 tahun dipaksa dalam perbudakan seks. Sampai di ian jo Telawang mereka tempatkan dalam kamar-kamar yang bertuliskan nama-nama dalam bahasa Jepang, sepanjang hari melayani kebutuhan seks para militer dan sipir Jepang. Penderitaan Mardiyem selaku saksi hidup peristiwa tersebut telah dibukukan dalam Momoye Mereka Memanggilku. Di Banjarmasin sedikitnya terdapat 3 buah ian jo (asrama jugun ianfu).
Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Kota_Banjarmasin
Langganan:
Postingan (Atom)